Sunat Ulang setelah Gagal Ikut Sunatan Massal
Perkenalkan saya Susi, rumah saya di Jl. Kaliurang. Perkenalkan juga anak saya Budi (nama samaran), umurnya sekarang 11 tahun. Anak saya gemuk dan agak penakut. Namun, karena memang sudah waktunya sunat, saya sedikit paksa si Budi untuk sunat karena anak yang seumuran sudah sunat.
Tentunya sunat merupakan saat-saat yang membuat cemas. Saya ingin cerita pengalaman yang membuat saya sangat cemas. Si Budi mau ikut sunatan massal yang diselenggarakan oleh lembaga terkenal di Jogja, ya namanya juga untuk meringankan beban biaya. Saya minta si Budi ikut sunat massal yang memang gratis, dapat parcel lagi, dapet sarung dan peci baru.
Saat masuk ruang sunat massal, Budi langsung menangis karena seluruh peserta sunatan yang lain menangis. Waktu itu saya memaksa anak saya agar berani. Pikir saya menangis kan wajar karena memang sunat itu sakit. Kalau tidak mau sakit ya tidak sunat.
Saat disuntik bius, tentunya si Budi menjerit kesakitan. Setelah disuntik bius, ternyata dokter sunat massal tidak bisa melanjutkan tindakan dengan alasan kulit kulup tidak bisa dibuka. Dokter bilang kulit kulup si Budi sangat lengket sehingga susah dibuka. Sunat dibatalkan.
Duarrr !!!!
Kagetlah saya. Seperti tersambar geledek. Perasaan sudah tegang dengar anak nangis. Eh, tidak taunya gagal sunat. Saya lihat penis si Budi sudah ada bekas suntikan dan bengkak. Pulanglah lah saya dengan linglung. Harapan si Budi untuk sunat gratis pupus sudah. Parcel yang sudah dibayangkan dibawa pulang, hilang sudah. Yang ada perasaan kecewa berat.
Keesokan harinya, saya periksa penis si Budi bengkak dan berwarna biru. Perasaan takut, bingung, cemas campur aduk semua. Sampai akhirnya, keponakan saya bilang ada dokter khitan. Saya coba lah hubungi beliau untuk mengatur janji. dr. Cahya menyarankan untuk secepatnya sunat agar si Budi segera mau sunat lagi. Kalau tunggu besok-besok, khawatirnya, si Budi tidak mau sunat selamanya karena si Budi trauma. Segera saya datang ke Pusat Yan Khitan Jogja. Dokter dengan mudah melakukan sunat sampai selesai walaupun si Budi akhirnya juga menangis karena memang sudah trauma gagal sunat sebelumnya.
Alhamdulillaah si Budi akhirnya berhasil khitan. Terima kasih dr. Cahya telah berhasil melakukan sunat walaupun termasuk kasus yang sulit. Saya salut dengan dr. Cahya yang berhasil khitan anak saya yang sebelumnya batal dikhitan. Terbukti berhasil khitan kasus yang sulit. Semoga cerita pengalaman saya ini dapat memberikan inspirasi kepada orang tua dimanapun berada bahwa khitan anak hanya sekali, jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jangan salah pilih tempat khitan. Khitan Jantan hanya di Yan Khitan Jogja.
Tentunya sunat merupakan saat-saat yang membuat cemas. Saya ingin cerita pengalaman yang membuat saya sangat cemas. Si Budi mau ikut sunatan massal yang diselenggarakan oleh lembaga terkenal di Jogja, ya namanya juga untuk meringankan beban biaya. Saya minta si Budi ikut sunat massal yang memang gratis, dapat parcel lagi, dapet sarung dan peci baru.
Saat masuk ruang sunat massal, Budi langsung menangis karena seluruh peserta sunatan yang lain menangis. Waktu itu saya memaksa anak saya agar berani. Pikir saya menangis kan wajar karena memang sunat itu sakit. Kalau tidak mau sakit ya tidak sunat.
Saat disuntik bius, tentunya si Budi menjerit kesakitan. Setelah disuntik bius, ternyata dokter sunat massal tidak bisa melanjutkan tindakan dengan alasan kulit kulup tidak bisa dibuka. Dokter bilang kulit kulup si Budi sangat lengket sehingga susah dibuka. Sunat dibatalkan.
Duarrr !!!!
Kagetlah saya. Seperti tersambar geledek. Perasaan sudah tegang dengar anak nangis. Eh, tidak taunya gagal sunat. Saya lihat penis si Budi sudah ada bekas suntikan dan bengkak. Pulanglah lah saya dengan linglung. Harapan si Budi untuk sunat gratis pupus sudah. Parcel yang sudah dibayangkan dibawa pulang, hilang sudah. Yang ada perasaan kecewa berat.
Keesokan harinya, saya periksa penis si Budi bengkak dan berwarna biru. Perasaan takut, bingung, cemas campur aduk semua. Sampai akhirnya, keponakan saya bilang ada dokter khitan. Saya coba lah hubungi beliau untuk mengatur janji. dr. Cahya menyarankan untuk secepatnya sunat agar si Budi segera mau sunat lagi. Kalau tunggu besok-besok, khawatirnya, si Budi tidak mau sunat selamanya karena si Budi trauma. Segera saya datang ke Pusat Yan Khitan Jogja. Dokter dengan mudah melakukan sunat sampai selesai walaupun si Budi akhirnya juga menangis karena memang sudah trauma gagal sunat sebelumnya.
Alhamdulillaah si Budi akhirnya berhasil khitan. Terima kasih dr. Cahya telah berhasil melakukan sunat walaupun termasuk kasus yang sulit. Saya salut dengan dr. Cahya yang berhasil khitan anak saya yang sebelumnya batal dikhitan. Terbukti berhasil khitan kasus yang sulit. Semoga cerita pengalaman saya ini dapat memberikan inspirasi kepada orang tua dimanapun berada bahwa khitan anak hanya sekali, jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jangan salah pilih tempat khitan. Khitan Jantan hanya di Yan Khitan Jogja.