Acara Khitanan atau Sunatan di Jawa
Acara Sunatan di Jawa dapat diadakan dengan sederhana sampai adapula yang mengadakan acara lebih mewah dengan mengadakan tanggapan wayang, orkes campursari setingkat seperti acara pernikahan tergantung orang tua anak. Namun acara yang paling penting adalah syukuran setelah acara sunatan dengan mengadakan kenduri sebagai wujud rasa syukur telah berhasil melaksanakan dengan sukses. Melalui
undangan secara lisan langsung ke rumah warga oleh seorang utusan yang
bertugas mengundang untuk kenduri, maka berkumpullah perwakilan dari
keluarga para tetangga. Kenduri tersebut biasa disebut selamatan. Uba rampe atau kelengkapan kenduri tidak berbeda dengan acara selamatan yang lain, nasi tumpeng atau ambeng, sayur, mihun, entho-entho, peyek, keper, srundeng, dan krupuk. Untuk kue yang disajikan adalah ketan, apem, jenang gurih, jenang abang hingga berbagai jenis jajanan pasar yang lain. Semua kelengkapan kenduri tersebut biasa ditempatkan diatas tampah/ancak atau anyaman bambu ditata sedemikian rupa dapat berbentuk tumpeng. Setelah acara kenduri akan selesai maka tumpeng tersebut dibagi sebanyak jumlah hadirin yang diundang kedalam besek atau bakul plastik kecil.
Saat anak dilaksanakan khitan biasa disebut pegasan yang artinya megas atau meges dimana memiliki arti memotong atau mengiris. Pada masa lalu khitan perlu waktu yang lama untuk sembuh karena menggunakan peralatan yang tradisional. Peralatan khitan yang dilakukan saat ini sudah canggih dari klem, laser atau biasa.